
Sejak bulan agustus 2007, aku dinyatakan hamil di Australia dan due date perkiraan awal tgl 22 Mei 2008 tapi diajukan tgl 17 Mei karena hasil USG 14 minggu menunjukkan perkembangan janin pesat dan BB nya besar. Okelah, kami pun menunggu…tgl 17 Mei telah berlalu dan aku belum merasakan tanda-tanda persalinan, baik kontraksi maupun flek. Agak khawatir juga.
Akhirnya tgl 19 Mei ke dokter, oleh dokter diberi waktu 10 hari dari due date, yaitu tgl 26 Mei. Tgl 26 Mei disuruh balik lagi kalo belum ada tanda-tanda persalinan. Nah, tgl 23 Mei malam (Jum’at malam) aku berasa mules dan ada flek. Ini dia saat yang kunantikan, pikirku. Tapi setelah pagi tiba, mulesnya ilang tapi masih flek. Waktu hamil Axel, ga seperti ini…Ada apa ya? Jalan-jalan pagi deh supaya kontraksi lagi. Memang benar, malamnya kontraksi lagi, sepanjang malam! Agak keras dibanding kemaren. Tapi paginya ilang lagi. Jalan-jalan lagi…Malamnya kontraksi lagi daaaan lebih keras lagi!! Wuih, sakit banget! Tapi….lagi-lagi paginya ilang…Ya ampyuuuun, stress deh aku…Waktu itu hari minggu tgl 25 Mei. Malamnya kontraksi lagi, tapi kontraksinya bukannya semakin kuat tapi malah melemah, dan…belum lahir juga.
Tgl 26 Mei jam14.00 aku ke dokter lagi dengan harap-harap cemas. Waktu itu dokternya orang Afrika, jadi dialeg inggrisnya seperti negro Amerika itu lo…Itu dokter suka bercanda tapi serius jadi bikin ga tegang, tapi tetep deg-degan…Dokternya bilang, akan diperiksa air ketubannya, kondisi bayinya, sudah bukaan/belum n CTG. Semuanya OKE, tapi waktu CTG….jantung bebiku naik turun, saat itu ditunggui midwife atau bidan, namanya Carmel Smith, kata midwife, bebiku ga happy alias stress, waktu itu sore jam 3…kemungkinan karena ibunya juga stress. Wah, aku malah semakin stress…Midwife memutuskan aku saat itu juga harus ke delivery suite…Ini dia…deg-degan karena aku akan segera liat bebiku. Jam 4.30 sore aku ke delivery suite dan ditangani midwife. Axel aku titipkan ke teman dan alhamdulillah Axel mau. Terharu aku….
Di delivery suite, aku ditangani midwife dan beberapa dokter. Datanglah dokter dari Jepang yang memberitahu kenapa aku harus segera ke delivery suite karena akan di CTG lagi, kalo jantung masih naik turun aku harus caesar. Waktu dokternya menjelaskan, duh…mukanya serius banget ! Aku pengennya normal, pasrah aja aku waktu itu. Dokter itu juga yang memecah ketuban. “Is it hurt???” tanyaku. Jawabannya sih “No”, sambil tersenyum, senyum dokter lo…Pasraaahhh…Terus tak lama blessss, cairan ketuban merembes keluar, ga sakit…! Tak lama, aku udah berbaring dengan peralatan CTG melekat di perut dan infus induksi. Ga bisa jalan-jalan, tiduran aja di bed. Kontraksi terus berlangsung. Semakin lama semakin sakiiiiitttt, ga tahan…Aku minta GAS untuk pain relief. Lama-lama ga ngaruh, Cuma sedot udara dari selang waktu kontraksi, ga ngaruh blassss! Aku minta Pethidine yang disuntik di pantat, ya ampun ga ngaruh juga. Alternatif terakhir adalah epidural. Aku minta epidural karena sudah ga tahan suakiiiitnyaaaaaaaaa…minta ampyuuuuuuuunnn deh…Mungkin karena ketuban dipecah duluan n diinduksi pula…!.
Dokter anestesi datang setelah bukaan 4 kalo ga salah. Beliau menerangkan resiko epidural. Salah satunya bisa tetep ga ngaruh/tetep merasakan sakit saat kontraksi, atau kemungkinan terburuk adalah lumpuh! Halaaaaaah, aku ga mikir lagi yang penting sakitnya ilang…Ada aturan lagi nih, aku harus membungkuk saat jarum yg puanjang itu mau disuntikkan ke punggungku. Kalo aku kontraksi, aku harus bilang STOP! Sehingga dokter berhenti sementara karena kalo tidak bahaya (tapi aku lupa apa). Begitu juga saat kontraksi, aku harus melakukan hal yang sama. Dan harus tidak bloeh banyak gerak! Bayangpun, bagaimana mungkin? Alhamdulillah, berkat dukungan suami yang sabar sekali menunggu dan membimbingku, aku bisa melaluinya! Reaksinya 15 menit kemudian dan alhamdulillah ngefek, waktu kontraksi ga berasa sakit. Waktu bukaan 8, kontraksi semakin kenceng. Aku ga merasakan sakit baik di perut maupun di punggung bawah tapiiiiiiiii sakitnya pindah di mrs.v dan (maaf) dubur. Hmmmm, sakitnyaaaaaaaa….Ngerasain sakit sambil ngantuk karena pengaruh epidural…hehehe.
Tak lama midwife yang nunggu aku dengan setia, hihihi….bilang udah bukaan komplit, n saatnya nge-push…Sewaktu kontraksi aku harus push sekuat mungkin n selama hitungan 10 detik. Kepala bebi n rambutnya udah keliatan. Suami melihatnya. Push yang ke-2 kurang kuat, jadi kepala bebi yang hampir keluar masuk lagi…yaelah…Begitu push yang ke-3 kali, aku ngeden sekuat mungkin. bebi langsung keluar. Kata suami, meluncur seperti berenang, hehehe. Dan terdengarlah tangisnya yang keras…Subhanallah…
Alhamdulillah, lahirlah anak ke-2 kami tanggal 27 Mei 2008 jam 01.05 dini hari, perempuan dengan BB 3.2kg dan panjang 49cm di Canberra Hospital. Oleh midwife langsung ditaruh dalam pelukanku. Tidak bisa melakukan inisiasi dini karena lahirnya jam 1 pagi dan capeklah…Kata midwife, bebinya besar untuk ukuran aku yang “mini” hihihi…Kami beri nama Nakila Bellasalcia Hiariej. Hilang sudah, rasa sakit kontraksi n segala macemnya. Eit, tapi belum selesai….ternyataaaaa perineumku sobek panjang sekali. Istilah medisnya 3rd degree tear!!! Akhirnya masih pengaruh epidural, aku masuk kamar operasi untuk dijahit. Lamaaa….Dokternya dari Singapura, cewek dan bisa bahasa Indonesia, hehehe. Wah wah wah…serem juga lo, ke kamar operasi! Masih ditemani dokter anestesi dengan setia….huehehehe…Saat operasi berlangsung, Nakila dan papa Ricky sudah berada di ruang ????…..Untung Nakila sepanjang dini hari sampe subuh tertidur, sesekali nangis, begitu diayun tertidur lagi. Tengkyu Allah..tengkyu My hubby, I Love U So Much…! Axel, ini adikmu…Kasihi dan sayangi ya, Nak…Alhamdulillah, segalanya beres dalam beberapa jam.